JAKARTA - Kementerian Sosial mengirim tim trauma healing (penyembuhan trauma) pascabencana untuk menangani korban bencana gempa di Pidie Jaya, Aceh.
Tim trauma healing tersebut diberangkatkan guna membangun kembali mental mereka pasca-bencana gempa yang mengguncang Aceh, Rabu (7/12/2016) pagi.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, anak dan
perempuan adalah kelompok paling rentan mengalami trauma pasca-bencana.
Menurut dia, trauma healing sangat penting agar kepanikan warga bisa berkurang sehingga penanggulangan pasca bencana bisa berjalan baik dan komprehensif.
Pemulihan tersebut tidak dilakukan hanya sekali, mengingat mengobati psikis jauh lebih kompleks dibanding fisik.
"Pemerintah tidak hanya berfokus pada pemulihan infrastruktur
pasca-gempa, namun juga pemulihan psikologis korban. Jangan sampai
mereka mengalami stres maupun depresi," kata Khofifah dalam keterangan
tertulisnya, Kamis (8/12/2016) pagi.
Khofifah menambahkan, selain kejadian bencana gempa bumi itu sendiri,
kondisi posko pengungsian yang minim fasilitas dan tidak ada hiburan
cenderung membawa anak berada dalam keadaan depresi dan stres.
Trauma healing yang dilakukan Kementerian Sosial berupa hiburan kepada korban pasca-bencana.
Bagi anak-anak dilakukan dengan bermain, menceritakan dongeng, menyanyikan lagu-lagu, dan berbagai kegiatan kesenian lainnya.
Sedangkan untuk orang dewasa trauma healing yang dilakukan berupa konseling. Harapannya, para korban bencana mampu melupakan kejadian gempa tersebut.
Menurut Khofifah, selain trauma healing, hal paling penting lainnya
adalah mitigasi, pelatihan dan persiapan untuk korban bencana jauh
sebelum bencana terjadi.
"Jadi kesiapan menghadapi bencana jauh lebih penting dilakukan, agar tidak ada trauma berlebihan," ujarnya. (Kompas)